Membandingkan Teks “Siklus Hidrologi” dengan Teks “Banjir”
Membandingkan teks dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan perbedaan dan persamaan diantara dua buah teks. Kegiatan
membandingkan teks dapat dilakukan dengan cara membandingkan dari segi
struktur teks maupun bahasa yang digunakan dalam teks tersebut. Untuk
dapat membandingkan dua buah teks dibutuhkan pengetahuan tentang
struktur dan unsur kebahasaan teks tersebut. Pada tulisan ini teks yang
dibandingkan berbentuk teks eksplanasi. Teks eksplanasi berisi
penjelasan tentang keadaan sesuatu sebagai akibat dari sesuatu yang lain
yang telah terjadi sebelumnya dan menyebabkan sesuatu yang lain lagi
akan terjadi kemudian.
Struktur teks eksplanasi terdiri dari pernyataan umum^urutan sebab
akibat^penutup. Pernyataan umum adalah gambaran awal tentang apa yang
disampaikan dengan pernyataan yang bersifat umum atau tahap pembuka
tentang hal yang akan dijelaskan. Biasanya terdapat pada bagian awal
teks atau paragraf pertama. Urutan sebab akibat adalah inti penjelasan
apa yang disampaikan, berisi urutan sebab akibat dari fenomena yang
dibahas. Dalam bagian ini terdapat berbagai konjungsi yang digunakan.
Biasanya urutan sebab-akibat terdapat beberapa bagian. sedangkan penutup
berisi pandangan atau simpulan penulis, bersifat opsional sehingga bisa
ada maupun tidak ada dalam suatu teks eksplanasi. Beriikut ini contoh
teks berjudul banjir.
No. | Struktur Teks | Peristiwa |
1. | Pernyataan Umum | Banjir adalah fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai (DAS). Banjir terjadi karena sebab alam dan tindakan manusia. Penyebab alami banjir adalah erosi dan sedimentasi, curah hujan, pengaruh fisiografi/geofisik sungai, kapasitas sungai, drainase lahan, dan pengaruh air pasang. Penyebab banjir karena tindakan manusia adalah perubahan tata guna lahan, pembuangan sampah, kawasan padat penduduk di sepanjang sungai, dan kerusakan bangunan pengendali banjir. |
2. | Penyebab Alami Banjir | Sebagai
akibat perubahan tata guna lahan, terjadi erosi sehingga sedimentasi
masuk ke sungai dan daya tampung sungai menjadi berkurang. Hujan yang
jatuh ke tanah airnya akan menjadi aliran permukaan (run-off) di atas
tanah dan sebagian meresap ke dalam tanah, yang tentunya bergantung pada
kondisi tanahnya. Ketika suatu kawasan hutan diubah menjadi permukiman,
hutan yang bisa menahan aliran permukaan cukup besar diganti menjadi
permukiman dengan resistensi aliran permukaan kecil. Akibatnya ada
aliran permukaan tanah menuju sungai dan hal ini berakibat adanya
peningkatan debit aliran sungai yang besar. Apabila kondisi tanahnya
relatif tetap, air yang meresap ke dalam tanah akan relatif tetap.
Faktor penutup lahan vegetasi cukup signifikan dalam pengurangan atau
peningkatan aliran permukaan. Hutan yang lebat mempunyai tingkat penutup
lahan yang tinggi sehingga apabila hujan turun ke wilayah hutan
tersebut, faktor penutup lahan ini akan memperlambat kecepatan aliran
permukaan. Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar. Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil. Sebaliknya, limpasan air hujan menjadi sangat besar. Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi, dan kemiringan daerah aliran sungai (DAS), kemiringan sungai, geometrik hidrolik (bentuk penampang), dan lokasi sungai merupakan penyebab banjir dari segi fisiografi. Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai disebabkan oleh pengendapan yang berasal dari erosi DAS dan erosi tanggul sungai yang berlebihan dan sedimentasi di sungai itu karena tidak adanya vegetasi penutup dan adanya penggunaan lahan yang tidak tepat. Akibat adanya peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan infrastruktur, terutama permukiman akan meningkat, sehingga mengubah sifat dan karakteristik tata guna lahan. Kecenderungan kapasitas saluran drainase menurun sehingga menyebabkan aliran permukaan meningkat. Drainase perkotaan dan pengembangan pertanian pada daerah banjir akan mengurangi kemampuan bantaran dalam menampung debit air yang tinggi. Air pasang memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu terjadi banjir bersamaan dengan air pasang tinggi, tinggi genangan air atau banjir menjadi besar karena terjadi aliran balik. |
3. | Penyebab Banjir karena Faktor Sosial | Perubahan
tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dibandingkan dengan
yang lainnya. Apabila suatu hutan yang berada dalam suatu aliran sungai
diubah menjadi permukiman, debit puncak sungai akan meningkat antara 6
sampai 20 kali. Angka 6 dan angka 20 ini bergantung pada jenis hutan dan
jenis permukiman. Demikian pula untuk perubahan yang lainnya akan
terjadi peningkatan debit puncak yang signifikan. Deforestasi, degradasi
lingkungan dan pembangunan kota yang penuh dengan bangunan beton dan
jalan-jalan aspal tanpa memperhitungkan drainase, daerah resapan, dan
tanpa memperhatikan data intensitas hujan dapat menyebabkan bencana alam
banjir. Pembuangan sampah di DAS membuat sungai tersumbat sampah. Jika air melimpah, air akan keluar dari sungai karena daya tampung saluran berkurang. Kawasan padat penduduk di sepanjang sungai/drainase dapat menjadi penghambat aliran dan daya tampung sungai. Masalah kawasan kumuh dikenal sangat penting sebagai faktor sosial terhadap masalah banjir daerah perkotaan. Pemeliharaan kurang memadai pada bangunan pengendali banjir dapat menimbulkan kerusakan dan akhirnya tidak berfungsi dapat meningkatkan kuantitas banjir. (Diolah dari Kodoatie, R.J. & Sjarief, R. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu) |
Banjir adalah fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan
intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai. Alam dan
manusia memiliki andil penyebab terjadinya banjir. Sebutkan apa saja
penyebab banjir yang diakibatkan oleh alam dan manusia. Dengan bantuan
diagram, buatlah klasifikasi penyebab terjadinya banjir.
Klausa Kompleks dan Kalusa Simpleks
Teks eksplanasi menggunakan konjungsi eksternal, yakni konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Klausa kompleks adalah klausa yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur. Struktur yang satu dan struktur yang lain dihubungkan oleh konjungsi. Namun, sering hubungan itu hanya ditunjukkan oleh tanda koma atau titik koma, bahkan tidak ditunjukkan oleh tanda baca apa pun. Klausa simpleks adalah klausa yang terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Klausa simpleks hanya mengandung satu struktur: subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan). Unsur yang diletakkan di dalam kurung belum tentu ada dalam klausa.baca
Contoh Klausa Simpleks dan Klausa Kompleks
Contoh Klausa Simpleks | |||
Tanaman | menyerap | air | melalui akar. |
Subjek | Predikator | Objek | Keterangan cara |
Banjir | adalah | fenomena alam | yang sumbernya dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai (DAS). |
Subjek | Predikator | Objek | Keterangan |
Contoh Klausa Kompleks | |||
Struktur 1 | |||
Akibat | perubahan tata guna lahan, | terjadi | erosi |
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibat | Subjek | Predikator | Objek |
Struktur 2 | |||
yang berakibat | sedimentasi | masuk | ke sungai. |
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibat | Subjek | Predikator | Objek |
Struktur 3 | |||
sehingga | daya tampung sungai | berkurang. | |
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibat | Subjek | Predikator |
Tugas mengurai kalimat berikut seperti contoh:
Temperatur yang berada di bawah titik beku mengakibatkan kristal es terbentuk. | |||
---|---|---|---|
Temperatur yang berada di bawah titik beku | mengakibatkan | kristal es terbentuk. | |
Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara. | |||
Struktur 1 | |||
Butir-butir air | terjadi | karena | |
Subjek | Predikator | Kata perangkai: konjungsi sebab-akibat | |
Struktur 2 | |||
tetesan air kecil (tiny droplet) | yang timbul | akibat | kondensasi. |
Predikator | Objek | Kata perangkai: konjungsi sebab-akibat | Objek |
Struktur 3 | |||
berbenturan dengan | tetesan air lainnya | ||
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibat | Objek | ||
Struktur 4 | |||
dan | terbawa oleh | gerakan udara. | |
kata perangkai : konjungsi | Predikator | Objek |
Bila temperatur udara turun sampai di bawah 0° Celcius, butiran air akan berubah menjadi salju.
Bila temperatur udara turun sampai di bawah 0° Celcius, butiran air akan berubah menjadi salju. | |||
---|---|---|---|
Struktur 1 | |||
Bila | temperatur udara | turun | sampai di bawah 0° Celcius, |
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibat | Subjek | Predikator | Keterangan |
Struktur 2 | |||
butiran air | akan berubah menjadi | salju. | |
Subjek | Predikator | Objek |
Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar.
Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar. | ||
---|---|---|
Curah hujan yang sangat lebat | mempunyai | tetes hujan besar. |
Subjek | Predikator | Objek |
Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan
tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil, sebaliknya limpasan
air hujan menjadi sangat besar.
Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil, sebaliknya limpasan air hujan menjadi sangat besar. | |||
---|---|---|---|
Struktur 1 | |||
Karena | tetes hujan | berukuran | besar |
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibat | Subjek | Predikator | Objek |
Struktur 2 | |||
pori-pori permukaan tanah | akan tertutup | ||
Subjek | Predikator | ||
Struktur 3 | |||
sehingga | infiltrasi air hujan | sangat kecil, | |
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibat | Subjek | Keterangan | |
Struktur 4 | |||
sebaliknya | limpasan air hujan | menjadi | sangat besar. |
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibat | Subjek | Predikator | Keterangan |
Pada tahap awal eksplanasi ditandai oleh pernyataan umum dan diakhiri
oleh urutan sebab-akibat. Apa yang kalian temukan dari struktur teks
“Banjir”? Apakah kalian menemukan perbedaan antara struktur teks “Siklus
Hidrologi” dengan struktur teks “Banjir”? Di mana letak perbedaannya?
Teks “Banjir” ternyata tidak memiliki kesimpulan. Teks ini dibagi
menjadi 3 bagian: pernyataan umum, penyebab alam, dan penyebab sosial.
Perbedaan diantara kedua teks adalah Teks “Siklus Hidrologi” memiliki
urutan sebab-akibat yang secara umum menjelaskan proses terjadinya
siklus hidrologi. Sedangkan teks “Banjir” memiliki urutan sebab-akibat
yang menjelaskan penyebab banjir, secara khusus karena alam maupun
sosial.
Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan
makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang
tertentu. Istilah yang digunakan untuk bidang tertentu dan pemakaiannya
hanya dapat dipahami oleh orang yang berkecimpung dalam bidang tersebut
dinamai istilah khusus. Beberapa istilah dalam teks bajir adalah sebagai
berikut.
- Fisiografi adalah salah satu cabang ilmu geografi yang mempelajari suatu wilayah daerah atau negara berdasarkan segi fisiknya, seperti dari segi garis lintang dan garis bujur, posisi dengan daerah lain, batuan yang ada dalam bumi, relief permukaan bumi, serta kaitannya dengan laut.
- Geofisik (geofisika) adalah ilmu tentang sifat-sifat alami bumi (panas, magnetisme, dsb) dan gejala-gejalanya (mencakupi bidang-bidang meteorologi, oseanografi, seismologi, vulkanologi, magnetisme, dan geodesi).
- Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan.
- Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air, atau es.
- Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia.
- Resistensi artinya ketahanan
- Vegetasi adalah kehidupan (dunia) tumbuh-tumbuhan atau (dunia) tanam-tanaman.
- Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah, perembesan.
- Deforestasi adalah kegiatan penebangan hutan atau tegakan pohon sehingga lahannya dapat dialihgunakan untuk penggunaan nir-hutan, yakni pertanian, peternakan, atau kawasan perkotaan.
- Degradasi adalah penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan pembangunan yang dicirikan oleh tidak berfungsinya secara baik komponen-komponen lingkungan sebagaimana mestinya.
Membandingkan struktur teks “Banjir” dengan struktur teks “Kekeringan”.
Kekeringan
Kekeringan merupakan fenomena hidrologi yang paling kompleks, perwujudan
dan penambahan isu-isu berkaitan dengan iklim, tata guna lahan, dan
norma pemakaian air. Kompleksitas bertambah karena diketahui kekeringan
merupakan bencana dengan prosesnya berjalan lambat sehingga dikatakan
sebagai bencana merangkak. Kekeringan datang tidak tiba-tiba seperti
banjir atau gempa bumi, tetapi timbul perlahan-lahan sehingga sangat
mudah diabaikan. Tidak bisa diketahui secara pasti awal dan kapan
bencana ini berakhir, tetapi semua baru sadar setelah berada di periode
tengahnya.
Kekeringan diklasifikasikan menjadi dua: kekeringan alamiah dan
kekeringan antropogenik. Kekeringan alamiah terjadi akibat tingkat curah
hujan di bawah normal dalam satu musim, kekurangan pasokan air
permukaan dan air tanah, kekurangan kandungan air di dalam tanah
sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode
waktu tertentu pada wilayah yang luas, pasokan komoditi ekonomi kurang
dari kebutuhan normal. Kekeringan antropogenik adalah kekeringan yang
disebabkan oleh ketidakpatuhan pada aturan. Kekeringan antropogenik
terjadi karena kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan
akibat ketidak-patuhan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air
dan kerusakan kawasan tangkapan air, sumber air akibat perbuatan
manusia.
Kekeringan di Indonesia sangat berkaitan dengan fenomena ENSO (El-Nino
Southern Oscilation). El-Nino adalah kondisi abnormal iklim yang
mengakibatkan kemarau panjang. Pengaruh El-Nino lebih kuat pada musim
kemarau dibandingkan pada musim hujan. Pengaruh El-Nino pada keragaman
hujan memiliki beberapa pola, yakni akhir musim kemarau mundur dari
normal; awal masuk musim hujan mundur dari normal; curah hujan musim
kemarau turun tajam jika dibandingkan dengan normal; deret hari kering
makin panjang, khususnya di daerah Indonesia bagian timur.
Tata Guna Lahan
Semakin meningkatnya jumlah luas lahan pertanian yang diubah menjadi
permukiman dapat mengakibatkan semakin menurunnya jumlah air resapan.
Hal ini mengakibatkan aliran permukaan meningkat. Peningkatan ini
menyebabkan air yang seharusnya tertampung di dalam tanah menjadi
terbawa aliran permukaan sehingga terjadi kekurangan pasokan air
permukaan dan air tanah.
Penggunaan air yang berlebihan pada waktu musim tanam di lahan pertanian pada industri dan pada rumah tangga menyebabkan menurunnya jumlah air pada waktu musim kemarau.
Penyebab bencana kekeringan adalah :
- Akibat tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim, kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah, dan kekurangan kandungan air di dalam tanah
- Kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat ketidak-patuhan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air dan kerusakan kawasan tangkapan air, sumber air akibat perbuatan manusia.
- El-Nino yang mengakibatkan kemarau panjang. El-Nino mengakibatkan kemarau dan musim hujan mundur dari normal sehingga deret hari kering makin panjang.
- Tata guna lahan, banyaknya lahan pertanian menjadi perumahan mengakibatkan berkurangnya jumlah air resapan dan memperbanyak air permukaan. Air yang seharusnya tertampung di dalam tanah terbawa aliran permukaan sehingga mengurangi pasokan air tanah.
- Penggunaan air berlebihan pada musim tanam menyebabkan menurunya jumlah air pada musim kemarau.
Masyarakat yang mengandalkan mata pencaharian dari bidang pertanian akan
sangat terpengaruh oleh adanya bencana kekeringan. Hal ini disebabkan
karena tanaman membutuhkan air untuk tumbuh sedangkan pada waktu
terjadi kekeringan, jumlah air sedikit atau hampir tidak ada. Selain
itu, suhu udara juga menjadi panas. Suhu udara yang panas dan jumlah air
yang sedikit menyebabkan tanaman mengering. Akibatnya, masyarakat
petani akan terpengaruh, karena pertanian membutuhkan air dalam jumlah
yang besar.
No. | Penyebab Terjadinya | |
---|---|---|
Banjir | Kekeringan | |
1. | Curah hujan dengan intensitas tinggi | Curah hujan di bawah normal |
2. | Pengurangan kapasitas aliran air | Kebutuhan air lebih besar dari pasokan |
3. | Membuang sampah di DAS | Deret hari kering makin panjang akibat El-Nino |
4. | Kawasan padat penduduk sepanjang aliran sungai | Banyaknya lahan resapan air yang beralih fungsi |
5. | Pemeliharaan bangunan pengendali banjir yang kurang memadai | Penggunaan air berlebihan waktu musim hujan |
No. | Akibat yang ditimbulkan oleh | |
Banjir | Kekeringan | |
1. | Menurunya kesehatan akibat timbulnya berbagai penyakit | Kekurangan pasokan air |
2. | Munculnya berbagai kerawanan sosial | Tanaman pertanian mati |
3. | Menurunya tingkat kesejahteraan masyarakat | Kesehatan masyarakat menurun |
4. | Rusaknya lahan pertanian | Kekurangan air bersih |
5. | Rusaknya sarana dan prasarana umum | Kekurangan bahan pangan |
Teks Ekspalanasi Banjir dan Kekeringan
No. | Struktur Teks | Peristiwa |
1. | Pernyataan Umum | Beberapa bencana alam yang sering melanda Indonesia adalah banjir dan kekeringan. Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir biasanya terjadi pada musim hujan. Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Banjir dan kekeringan sama-sama memiliki dampak bagi kehidupan manusia di sekitarnya. |
2. | Penyebab banjir dan kekeringan | Bencana
banjir disebabkan oleh faktor manusia dan faktor alam. Beberapa faktor
penyebab banjir antara lain adalah sebagai berikut.
|
3. | Akibat banjir dan kekeringan | Bencana
alam banjir mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi masyarakat.
Banjir yang menggenangi wilayah pemukiman tentu mencemari lingkungan
shingga menimbulkan berbagai macam penyakit. Banjir juga dapat
mengakibatkan kerawanan sosial seperti kelaparan dan tindak kejahatan.
Banjir mengakibatkan menurunya kesejahteraan masyarakat karena selama
terjadinya banjir masyarakat tidak dapat melakukan aktifitas ekonomi.
Banjir juga menyebabkan lahan pertanian. Banyak lahan pertanian yang
tergenang air sehingga mengakibatkan tanaman menjadi membusuk dan gagal
panen. Banjir juga merusak fasilitas umum. Jalur transportasi juga
terputus akibat banjir menggenangi jalan-jalan sehingga kendaraan tidak
bisa lewat. Bencana alam kekeringan mengakibatkan kerugian yang cukup banyak bagi masyarakat. Kekeringan yang terjadi dapat mengakibatkan pasokan air berkurang, kekurangan pasokan air mengakibatkan kegiatan pertanian terganggu. Banyak sawah yang mengalami gagal panen akibat kekeringan. Karena suhu yang tinggi dan kekurangan air, tanaman-tanaman menjadi kering layu sedangkan hewan-hewan mati kehausan. Kekeringan sangat berpengaruh terhadap beberapa sektor ekonomi. Akibat kekeringan, tanaman-tanaman pertanian menjadi layu dan mati sehingga petani merugi. Selain itu, kekeringan juga mengakibatkan menurunya derajat kesehatan masyarakat. Akibat kekeringan banyak penyakit timbul karena kurangnya air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Kekeringan yang panjang mengakibatkan sedikitnya persediaan air besih sehingga masyarakat terpaksa menggunakan air kotor untuk kegiatan rumah tangga. Kekeringan mengakibatkan berkurangnya produksi bahan pangan. Kegagalan panen mengakibatkan masyarakat terancam bahaya kelaparan. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar